Visi Seekor Siput

Di suatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat sebuah pohon ceri. Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu
melihat sang siput dengan pandangan aneh. 
"Hei, siput tolol," salah seekor dari mereka mencibir, "pikirmu kemana kamu akan pergi?".
"Mengapa kamu memanjat pohon itu?" berkata yang lain, "Di atas sana tidak ada buah ceri."
"Pada saat saya tiba di atas," kata si siput, "Pohon cerinya akan berbuah."
Pojok Renungan: Hanya mereka yang berpandangan jauhlah yang melihat keabadian di balik kekosongan. Sedangkan mereka yang awam melihat kekosongan sebagai kesia-siaan. (diadaptasi dari: Pocket of Sower's Seeds - Brian Cavanaugh)

Hati Seekor Tikus

Seekor tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing.

Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing.

Tak lama setelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa. Sekali lagi penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa.

Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu. Kali ini si penyihir sakti menolak keinginan itu sambil berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli bagaimana pun bentukmu, kau tetaplah seekor tikus yang pengecut"
-----------------------------------------
Ya..! Kita adalah apa yang ada di dalam hati kita. Bentuk luar, tingkah laku, dan lain-lain hanyalah tempelan yang dapat menyembunyikan "kita" yang sejati. (inspired by: Anthonny De Mello)

Berhati-hatilah Pada Saat Bernegosiasi

Seorang pengusaha sedang asyik memancing di sebuah danau terpencil dan berhasil menangkap seekor ikan berwarna perak. Ternyata itu adalah ikan ajaib. Ketika ditarik ke atas perahu, ikan itu berkata, "Tolong. Aku akan mati bila tidak segera kau kembalikan ke dalam air. Sebagai imbalannya aku akan mengabulkan tiga permintaanmu."
"Hemm, aku ingin enam permintaan," kata pengusaha itu menawar.
"Aku tidak memiliki cukup kekuatan," kata ikan perak itu sambil terengah-engah. "Cepat! Katakan tiga permintaanmu."
"Tidak. Aku hanya mau menerima empat permintaan. Empat permintaan adalah tawaran minimumku," jawab pengusaha.
"Ayolah," ikan perak itu mulai kehabisan nafas. "Aku tak tahan lagi. Aku hanya bisa mengabulkan tiga permintaamu. Katakan apa yang kau inginkan.
Cepat!"
"Baiklah," kata pengusaha sambil menghela nafas, "Kau menang, tapi kau harus mengabulkan semua permintaanku sebelum aku mengembalikan kau ke dalam air. Setuju?"

Tidak ada jawaban. Ikan perak itu tergeletak dengan tenang di atas lantai perahu - mati. (Author:The Joke Smith)

Perangkap Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan
dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa
mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap
Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju
kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah
sekarang ada perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkat tikus" Sang Ayam
berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak
berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang
Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang
bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku.
Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata, "
Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau
ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat
perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik
rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut,
sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian
istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap
demam.Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita
semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman
menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya
untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan
akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat
pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk
memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa
hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak
digunakan lagi. (Author : Unknow)